Habib Jindan Ungkapkan Kriteria Orang yang Tak Banyak Ibadah, Tapi Pahalanya Melimpah

apahabar.com, BANJARMASIN – Habib Jindan bin Novel bin Jindan membeberkan kriteria orang yang tak banyak ibadah tapi punya pahala melimpah. Jangan-jangan Anda salah satunya.

Mengutip dari kanal youtube Muezza Net pada Senin (12/4), Habib Jindan bin Jindan memulai penjelasan dengan menceritakan kisah telatnya Syaqiq Al-Bakhi –salah satu tokoh sufi klasik– salat malam.

“Ada sekali tuh Syaqiq Al-Balkhi ketiduran, tahajudnya telat. Diomelin sama bininya (istrinya) ni akhir perempuan, ni akhir istri ngomelin gara-gara lakinya telat shalat tahajud. Kayaknya cuman istri Syaqiq Al-Balkhi doang gitu. Kalau istri ente gimana tuh ngomelinnya. Telat ngasih duit belanja,” ujar Habib Jindan.

Syaqiq Al Balkhi, sambung Habib Jindan, bukan ketinggalan salat tahajud sama sekali. Tahajudnya telat dibandingkan malam-malam biasanya. Mungkin, kata Habib, udah 15 menit atau 20 menit baru terbangun. Biasanya, Syaqiq tahajud 2 jam, 3 jam.

“Diomelin sama bininya (istrinya),” tambah Habib Jindan.

Syaqiq Al-Balkhi pun menyahut seruan sang istri, “Dia bilang, ‘Ya udah istriku, andai sekarang saya tidur juga. Ente tau gak mayoritas ulama di tempat saya ini, ulama di negeri kita nih mayarotis mereka. Mereka shalat pahalanya buat saya. Mereka puasa pahalanya buat saya. Mereka ibadah sedekah pahalanya buat saya’.”

Dari pernyataan Syaqiq Al-Bakhi istrinya pun bingung dan bertanya, “Istrinya heran, waduh sok banget ente (kamu), kenapa ente (kamu) ngomong bigitu?”

“Ya mereka puasa sepanjang siang, mereka bangun malam sepanjang malam, begitu. Kemudian mereka gosipin saya, mereka bicarakan keburukan saya. Otomatis pahalanya buat saya,” jelas Syaqiq Al-Bakhi.

Pada hari kiamat nanti, kata Habib Jindan, sebagaimana dikatakan Abu Umamah al-Bahili: Ada seorang hamba dikasih catatan kitabnya di hari kiamat.

“Dia bilang, Ya Rabb ini ada amalan yang dulu saya lakukan di dunia, kok gak ada pahalanya di sini, banyak amalan saya lakukan tapi kok gak dicatat, kayanya ada yang kelupaan juru catatnya,” cerita Habib Jindan.

“La (tidak), itu ada cuman pahalanya udah dikirim buat orang yang ente (kamu) gosipin,” ujar Habib Jindan mengisahkan dari jawaban malaikat.

Sebaliknya, ada satu orang buka catatan amalannya, melapaor pada Tuhan, “Ya Rabb ini kayaknya salah catat saya gak melakukan shalat 1000 rakaat kok nih, ini ada pahala 1000 rakaat. Pahala segunung emas, pahala ini, ini siapa, nih kitab saya atau bukan, kayaknya keliru.”

“La (tidak) memang bukan amalan kamu, amalannya fulan dia gosipin kamu dikirim amalannya buat kamu,” jelas Habib Jindan membahasakan jawaban Tuhan.

Kemudian, nasehat dari Habib Jindan bin Novel, ketika sedang digunjing harusnya senang, karena seperti halnya kisah tersebut, pahala mengalir secara tidak sadar.

“Yang digosipin, satu kali ghibah satu kali gosip dia ghibahin orang dia omongin, satu kali aja. Diampunin setengah dosa-dosanya,” ujar Habib Jindan.

Bahkan, dari kisah Hasan al-Bashri Habib, Habib Jindan bin Novel juga mengatakan ketika ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada masa awal kekhalifahan Umayyah itu dighibah, mereka malah berterima kasih kepada orang menggunjingnya.

“Diambil kue, makanan, buah-buahan, kirimin ke tempat dia bilang terima kasih, loh kok terima kasih? ia, saya cuma bisa ngasih dia kurma, dia ngasih di pahala, pahala sedekah, pahala ibadah ia kirimin (jawab Hasan Al-Bashari),” pungkas Habib Jindan.

Penulis: Aji

Editor:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *