Bolehkah Menggabung Niat Puasa? Simak Ketentuannya

apahabar.com, BANJARMASIN – Selain Ramadan, umat muslim juga disunahkan untuk menjalankan ibadah puasa pada bulan atau hari-hari tertentu.

Banyak yang berlomba-lomba untuk menunaikan puasa agar meraih lebih banyak pahala.

Lalu, bagaimana jika ingin menggabungkan antara puasa wajib dan puasa sunah? Ada ketentuan yang harus dipahami oleh umat muslim agar tidak salah, berikut penjelasan yang disampaikan Tuan Guru Khairullah Zain dalam kajian Islam bersama apahabar.com:

“Kalau ada dua permasalahan dalam penggabungan niat, maka saya jawab ada yang diperbolehkan dan ada yang tidak,” kata Guru Khairullah.

Diperbolehkan menggabung niat puasa wajib dan puasa sunah. Misalnya seperti puasa qadha (pengganti puasa ramadan) dan puasa Senin-Kamis.

“Misalnya seorang perempuan ingin membayar puasanya (qadha). Dia bayar di bulan Syawal, dia juga puasa di hari senin. Bagaimana hukumnya? boleh,” jelas Guru.

Dari contoh kasus tadi, seseorang juga bisa mendapatkan pahala sekaligus saat menjalankan satu puasa dengan penggabungan niat. Bahkan, andai tidak diniatkan sekalipun.

“Dia akan dapat 3 pahala. Menunaikan bayar qadha ramadhan, sunah di bulan Syawal dan sunah puasa di hari senin. Itu contoh kalau digabungkan antara niat puasa wajib dan puasa sunah,” sambungnya.

Begitu pula jika Anda ingin menggabung antara 2 niat puasa sunah, seperti puasa di bulan Sya’ban dan puasa di hari senin.

“Puasanya sekalian, dapatnya 2 pahala puasa,” sebut Guru.

Namun perlu diperhatikan, ada pula niat puasa yang dilarang untuk digabung yaitu sama-sama puasa wajib. Menurut Guru Khairullah, keduanya memiliki kekuatan yang sama sehingga tidak bisa digabung dalam satu waktu.

“Misalnya seorang perempuan ketinggalan 10 hari puasa. Kemudian dia berpuasa di bulan Syawal. Lantas dia berniat membayar puasa di hari pertama hingga seterusnya. Itu tidak boleh, dia hanya boleh berniat satu yang diwajibkan,” terang Guru.

Mengapa begitu? Menurut ulama asal Martapura ini, jika diperbolehkan, maka akan banyak orang yang menggabungkan puasa wajib menjadi satu waktu saja.

“Bisa saja nanti orang yang ketinggalan puasa sebulan penuh cukup dibayar satu hari,” imbuh Guru.

Ringkasnya, untuk niat puasa yang boleh digabungkan hanya berlaku pada puasa wajib dengan puasa sunah. Bukan antara sesama puasa wajib yang disatukan.

Tuan Guru Khairullah Zain. Foto-stimewa

Penulis: Musnita Sari

Editor:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *