hancau.net – Mengenakan baju baru di hari raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah SAW. Namun, di balik kebiasaan ini, terdapat sebuah kisah penuh hikmah tentang cucu-cucu tercinta Rasulullah, Sayidina Hasan dan Husein, yang menunjukkan betapa indahnya rahmat Allah.
Keinginan Kecil, Harapan Besar
Menjelang Idul Fitri, Hasan dan Husein bertanya kepada ibunda mereka, Sayyidah Fatimah:
“Wahai Ibu, anak-anak di Madinah telah dihiasi dengan pakaian lebaran, kecuali kami. Mengapa ibu tidak menghiasi kami?”
Pertanyaan itu menusuk hati Sayyidah Fatimah. Dengan penuh kelembutan, ia menjawab:
“Baju kalian masih di tukang jahit.”
Jawaban ini terus diulang setiap kali kedua putranya bertanya, padahal sebenarnya keluarga mereka tidak memiliki uang untuk membeli pakaian baru. Sebagai keluarga Rasulullah SAW, kehidupan mereka sederhana, berbeda dengan sahabat-sahabat lainnya.
Keajaiban di Malam Hari Raya
Ketika malam Idul Fitri tiba dan pakaian baru belum juga datang, Hasan dan Husein kembali bertanya. Sayyidah Fatimah hanya bisa meneteskan air mata, merasakan kesedihan mendalam. Namun, di tengah malam itu, ketukan di pintu membawa harapan baru.
“Wahai putri Rasulullah, saya adalah tukang jahit. Saya membawa hadiah pakaian untuk kedua putramu,” ujar suara di balik pintu.
Sayyidah Fatimah membuka pintu dan menerima bingkisan berharga. Di dalamnya, terdapat dua gamis, celana, mantel, sorban, dan sepasang sepatu hitam untuk Hasan dan Husein. Pakaian itu begitu indah dan sempurna.
Baca juga: Kisah Mengharukan di Hari Lebaran bersama Rasulullah
Sebuah Hadiah dari Surga
Kebahagiaan menyelimuti rumah kecil itu. Hasan dan Husein bersuka cita mengenakan pakaian baru mereka. Tak lama kemudian, Rasulullah SAW datang, tersenyum melihat kedua cucunya berpenampilan rapi. Dengan penuh cinta, beliau menggendong dan menciumi mereka.
Namun, Sayyidah Fatimah masih diliputi rasa penasaran: “Siapakah sebenarnya tukang jahit itu?” Rasulullah SAW kemudian tersenyum dan menjelaskan:
“Duhai putriku, dia bukan tukang jahit. Itu adalah Malaikat Ridwan, penjaga surga.”
Pakaian tersebut ternyata bukan sembarang pakaian—melainkan hadiah dari surga, dikirim langsung oleh Malaikat Ridwan atas izin Allah SWT. Sayyidah Fatimah tertegun, lalu segera memanjatkan puji syukur kepada Allah.
Hikmah Abadi
Kisah ini mengajarkan bahwa di balik setiap kesulitan, ada pertolongan Allah yang tak terduga. Sayyidah Fatimah dan keluarganya mungkin tak memiliki kemewahan duniawi, tetapi mereka kaya akan cinta, iman, dan kasih sayang dari Allah SWT.
Setiap pakaian baru di Idul Fitri bukan sekadar simbol kemeriahan, melainkan cerminan harapan dan doa. Bagi mereka yang merasa kurang beruntung, ingatlah bahwa Allah selalu menyediakan jalan, bahkan melalui cara yang ajaib.
Mari kita renungkan kisah ini dan bersyukur atas setiap nikmat, besar maupun kecil, yang Allah anugerahkan pada kita.