Syekh Abdul Qadir Al Jaelani

Syekh Abdul Qadir Al Jaelani, Berpuasa Ramadan Saat Baru Lahir

hancau.net – Di muka bumi ini akan selalu ada manusia pilihan ciptaan Tuhan, mulai dari nabi Adam AS hingga beberapa nabi berikutnya sebagai utusan. Setelah masa kenabian berakhir sampai kepada nabi Muhammad SAW, maka digantikan dengan penerus di berbagai masa. Salah satunya Syekh Abdul Qadir Al Jaelani.

Seperti masa sahabat, tabi’in, tabi’it/tabi’in, dan seterusnya. Sejarah Islam telah banyak mencatat orang-orang istimewa yang lahir di bumi ini. Salah satunya bernama Syekh Abdul Qadir Al Jaelani.

Beliau memiliki beberapa gelar yang termasyhur. Sulthonul Auliya, “Rajanya Waliyullah”, Sulthonul Thoriqah, “Rajanya Ahli Thoriqah”, Sulthonul Arifin, “Rajanya Ahli Ma’rifah”, dan Shohibul Wafa, yang bermakna “Selalu Menunaikan”.

Ayahnya bernama Abu Shalih. Sang ibu bernama Syarifah Fathimah. Nasab kedua orang tua beliau terhubung hingga kepada baginda Rasulullah SAW.

Nasab Syekh Abdul Qadir Al Jaelani

Syekh Abdul Qadir bin Abu Shalih bin Abdillah bin Yahya Az-Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Jaun bin Abdullah Al-Mahdhi bin Hasan Al-Mutsanna bin Hasan As-Sibthi bin Ali Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW.

Syekh Abdul Qadir bin Syarifah Fathimah binti Abdillah Az-Zahid bin Muhammad bin Mahmud bin Zhahir bin Abdillah bin Kamaluddin Isa bin Muhammad Al-Jawwad bin Ali Ar-Ridha bin Musa Al-Kazhim bin Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Zainal Abidin bin Husain bin Ali Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW.

Berpuasa Ramadan Saat Baru Lahir

Syekh Abdul Qadir Al Jaelani lahir pada hari Rabu. 1 Ramadan 470 Hijriyah atau 17 Maret 1078 Masehi di kota Jaelan. Sebelah selatan laut Kaspia, yang sekarang menjadi provinsi Mazandaran, Iran.

Ketika beliau baru lahir, siang hari tidak mau makan dan menolak ketika diberikan ASI oleh ibunda beliau. Hingga datangnya petang, menandakan saatnya berbuka baru beliau mau diberikan ASI.

Itulah kelebihan beliau ketika baru lahir ke dunia. Sangat banyak kelebihan dan karomah yang nampak semenjak beliau lahir.

Syekh Abdul Qadir memiliki madrasah yang diasuh oleh beliau sendiri. Suatu ketika, datanglah seorang ibu dan seorang anak yang sangat kuar ikatan hantinya untuk menuntut pada beliau.

Suatu hari sang ibu mengunjungi anak tersebut, dan mendapati tubuh anaknya yang begitu kurus, sambil memakan roti gandum kasar. Kemudian, ibu itu pun menemui Syekh Abdul Qadir. Sang ibu melihat di antara kedua tangan beliau ada sebuah wadah, di dalamnya ada sekumpulan tulang ayam.

Ibu itu pun bertanya, “wahai syekh, kenapa syekh memakan ayam sedangkan anak saya hanya memakan sepotong roti gandum kasar?”

Kemudian beliau meletakkan tangan beliau di atas kumpulan tulang belulang tersebut dan berkata, “bangkitlah dengan izin Allah Ta’ala yang maha kuasa menghidupkan tulang belulang yang telah hancur.”

Tulang belulang tersebut kemudian bangkit menjadi seekor ayam seraya berkata, “Tidak ada Tuhan Selain Allah, Nabi Muhammad Utusan Allah, dan Syekh Abdul Qadir Al Jaelani Waliyullah.”

Sulthonul Auliya kemudian berkata, “Jika anak ibu sudah bisa seperti ini, maka silahkan memakan apa yang ia mau.”

Beliau memiliki banyak murid yang juga kemudian menjadi seorang waliyullah, dan beliau juga pendiri thariqah yang telah mendunia. Yaitu Thariqah Qadiriyah.

Syekh Abdul Qadir Al Jaelani menghembuskan nafas terakhirnya di usia 91 tahun. Pada malam Jumat, 11 Rabiul Akhir 561 Hijriyah. Dimakamkan di kota Bagdad, Irak.

Semoga dengan wasilahnya para waliyullah, selalu tercurah kasih sayang Allah SWT. (fix)

Sumber: Berbagai sumber

Editor:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *