BORNEO online, Banjarmasin – Sebanyak empat Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Banjarmasin yang diizinkan melaksanakan simulasi belajar tatap muka di masa pandemi COVID-19 dilakukan dengan pola berbeda.
“Masing-masing SMPN tidak sama pola belajar tatap muka, kita cari mana yang terbaik,” ujar Kepala Dinas Pendidikkan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto di Banjarmasin, Minggu.
Di SMPN 10 Banjarmasin yang diizinkan gelar simulasi belajar tatap muka, jumlah siswa yang masuk diatur hanya 50 persen setiap hari, sedangkan pola di SMPN 31 Banjarmasin yang juga diizinkan gelar simulasi belajar tatap muka dilakukan per kelas.
“Pararel, misalnya hari ini yang masuk semuanya kelas 7, selanjutnya kelas 8 dan hari berikutnya kelas 9 semua,” tutur Totok.
Lain halnya pola yang diterapkan di SMPN 7 Banjarmasin yang juga diizinkan simulasi belajar tatap muka, siswa masuk berganti hari dengan jumlah per kelasnya hanya 11 orang.
“SMPN 12 yang terakhir diizinkan gelar simulasi belajar tatap muka juga tidak sama pola belajarnya dengan tiga SMPN lainnya,” kata Totok.
Menurut dia, sengaja dibuat pola berbeda tersebut untuk mengetahui mana yang lebih baik dalam penerapan protokol kesehatan belajar tatap muka di masa pandemi COVID-19. “Karena kita belum punya pengalaman untuk menggelar belajar tatap muka di masa pandemi ini, jadi perlu dicoba pola-polanya,” tutur Totok.
Pihaknya akan membuat tim untuk merumuskan petunjuk teknis belajar tatap muka sesuai pola yang dicoba, mana yang terbaik untuk para siswa dan guru dapat terhindar dari penularan virus corona.
“Simulasi belajar tatap muka ini sekitar dua pekan mulai 15 November, setelahnya akan ada masa transisi, kita akan perbanyak lagi sekolah yang menggelar pelajaran tatap muka, tapi sudah seragam polanya,” beber Totok.
Menurut dia, simulasi belajar tatap muka ini bisa digelar karena kasus COVID-19 di Kota Banjarmasin sudah menurun drastis, tidak ada lagi wilayah berstatus zona merah.
“Semua sekolah yang gelar pelajaran tatap muka diawasi ketat, semua harus siap sarananya,” pungkas Totok.
Editor: Ghaf
Antara