Hari Pers Nasional

Hari Pers Nasional 2021, Budi Ismanto: Adaptasi Merupakan Kunci Utama

hancau.net – Hari ini, 9 Februari, merupakan puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021. Tidak seperti tahun kemarin yang pelaksanaannya di Banjarmasin. Dalam kesempatan kali ini, pelaksanaan HPN 2021 berpusat di Jakarta.

Di tengah masifnya penggunaan media sosial, merupakan tantangan besar bagi pers di tengah era disrupsi digital.

Budi Ismanto, selaku ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kalimantan Selatan berpendapat, bahwa beradaptasi adalah cara terbaik untuk mengiringi perkembangan zaman yang serba digital.

“Layaknya penyanyi yang bersuara merdu, wartawan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ungkapnya di dalam acara TVRI Kalsel (08/01/2021) dalam program Banua Bicara.

“Zaman tidak bisa dilawan, tapi seharusnya bisa dijadikan kawan,” tambahnya.

Fakta Pers Hari Ini

Faktanya, perubahan yang begitu masif terjadi di dalam era teknologi dan informasi. Munculnya netizen dan content creator dianggap sebagai pergeseran dari cara kita menyebarkan informasi di era digital.

Sekarang hampir semua orang memiliki smartphone, platform yang dipakai pun berbeda-beda. Ada youtube, spotify, instagram, facebook dan media sosial lainnya. Sehingga  hal ini membuat arus informasi yang terjalin menjadi begitu cepat.

Pria Kelahiran Cimahi, 11 Maret 1964 ini meyakini, bahwa pers, wartawan, dan jurnalis tidak akan pernah hilang di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan.

Memang tidak mudah untuk mengikuti perkembangan zaman,serta mengerti akan kemauan selera pasar informasi, terlebih di era serba digital sekarang ini.

“Bahkan, wartawan ‘senior’ pun kadang belum mampu mengikuti perkembangan teknologi yang sedang terjadi sekarang,” ucap pria yang juga menjabat sebagai pemimpin umum media online apahabar.com itu.

“Namun, kita sebagai insan pers, sudah sewajarnya dituntut dari waktu ke waktu untuk selalu belajar bagaimana berkarya dengan baik. Harus beradaptasi, mau tidak mau hal tersebut harus dilakukan,” tegasnya.

Fakta lain yang sedang terjadi ialah, bahwa insan pers akan bersaing dengan para netizen, content creator, dan pengguna media sosial lainnya.

Jika kita berkaca di masa lalu, sekitar tahun 1980 hingga 1990an, untuk mendapatkan informasi kita harus menunggu koran pagi.

“Sekarang tidak lagi seperti itu. Segala informasi begitu mudah bisa kita akses, bahkan satu jam setelah peristiwa, kita bisa langsung mendapatkan informasi tersebut,” ungkap Budi.

Inilah yang dimaksud oleh Budi sebagai tantangan pers di era disrupsi digital di masa sekarang. Adaptasi merupakan kunci penting di dalam perkembangan sebuah media massa.

“Kreatifitas dan inovasi harus tetap diutamakan. Jangan sampai pers akan tersingkir oleh para creator dan netizen di media sosial. Ini merupakan tantangan tersendiri dan dunia pers tidak bisa menganggap remeh mereka, itulah faktanya,” tandasnya.

Banua Bicara

Di dalam program Banua  Bicara yang diselenggarakan oleh TVRI Kalsel, Budi tidak hanya berbicara masalah adaptasi media terhadap teknologi dan informasi yang sedang berkembang.

Akan tetapi, beliau juga menyentil beberapa masalah yang sedang dialami pers sekarang. Seperti kebijakan pemerintah di mata pers dan masyarakat terkait penggunaan plastik, hingga upah yang masih di bawah standar.

Penasaran, dengan pendapat bos media yang satu ini? Mari simak di dalam video berikut.

Editor:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *