apahabar.com, JAKARTA – Rasulullah SAW banyak memberikan nasehat terrkait dunia dan harta. Ada yang begitu membekas di hati Salman Al Farisi. Apa itu?
Suatu ketika Abu Ubaidah diutus Rasulullah untuk menarik jizyah ke Bahrain. Dari wilayah itu, Abu Ubaidah membawa jizyah dalam jumlah banyak. Berita kedatangan Abu Ubaidah dengan sejumlah harta pun merebak di kalangan sahabat Anshar.
Usai salat Shubuh, Rasulullah Shallalahu Alaihi Wassalam berpaling ke arah sahabat yang sudah menunggu-nunggu. Melihat mereka Rasulullah tersenyum.
“Saya kira kalian telah mendengar kedatangan Abu Ubaidah dengan sesuatu dari Bahrain,” kata Rasulullah.
Para sahabat menjawab,”Benar Rasulullah.”
Rasulullah melanjutkan sabdanya,”Bergembiralah dengan apa yang kalian senangi (harta). Demi Allah, sesungguhnya bukan kekafiran yang aku takutkan atas kalian, tetapi aku takut jika dunia dibukakan atas kalian sebagaimana umat terdahulu. Kalian lalu berlomba-lomba memperolehnya, sebagaimana orang-orang terdahulu melakukannya, lalu dunia itu menghancurkan kalian sebagaimana orang dahulu hancur karenanya.”
Dalam riwayat lain, Rasulullah pernah bersabda,”Sesungguhnya fitnah kekayaan itu lebih aku takuti atas kalian daripada fitnah kemiskinan. Kalian telah mendapati fitnah kemiskinan dan kalian sabar. Sedangkan fitnah dunia ini terasa manis dan menyenangkan.’
Sabda Rasulullah itu diingat betul oleh sahabat. Salah satunya, Salman Al Farisi. Suatu saat Salman berkunjung ke rumah Saad bin Abi Waqash. Lalu ia menangis.
Saad berkata,”Apa yang membuatmu menangis. Engkau telah bertemu dengan para sahabatmu, dan akan mendatangi telaga Rasulullah dan beliaupun ridha padamu saat akhir hidupnya.”
Salman menjawab,”Aku menangis bukan karena takut mati atau tamak dunia. Tetapi karena janji yang telah Rasulullah ambil dari kita dengan sabda beliau. Hendaklah kalian mengambil di dunia seperti sekadar perbekalan seorang pengembara.”
“Subhanallah ya Salman, padahal tiadalah barang di rumahmu kecuali ember tempat mencuci pakaian yang tidak seberapa harganya. Tetapi engkau begitu takut bila jatuh dalam hidup berlebihan. Lalu bagaimana dengan kami ini,” kata Saad.