apahabar.com, BANJARMASIN – Karakter fiktif dalam game yang ikonik dengan senjata Hidden Blade (Pisau Tersembunyi), Asassins ternyata berasal dari nama sekte hitam yang didirikan oleh Hasan Al Sabbah.
Melansir Republika yang mengutip catatan history Marshall GS Hodgson, “The Secret Order of Assassins: The Struggle of the Early Nizari Ismai’lis Againt the Islamic World”. Dalam cacatan itu disebutkan, kelompok Assasin adalah sebuah sekte pecahan Syiah Ismailiyah, yang dirikan oleh Hasan Al-Sabbah yang dikemudian dikenal dengan nama The Old Man of The Mountain.
Alwi Alatas dalam bukunya “Pemburu Maut dari Lembah Alamut” menuliskan bahwa Hasan Al Sabbah lahir pada pertengahan abad ke-11 di Qum, Iran.
Bermula dari sebuah benteng yang bernama Alamut di pegunungan Iran Hasan Al-Sabbah mulai membentuk massa.
Secara berkala, Hasan menyusupkan pengikutnya ke dalam benteng Alamut untuk menguasai benteng tersebut.
Penguasa politik Saljuk berusaha merebut kembali akan tetapi tidak berhasil.
Para pengikutnya Hasan pun dididik untuk siap mati dalam melaksanakan aksi teror. Konon, perekrutan dilakukan dengan mengambil anak-anak dari wilayah sekitar benteng.
Anak-anak itupun diasuh sedari kecil dengan doktrin-doktrin dari sekte Assassin.
Kata “Assasin” adalah kata yang berasal dari bentuk korup bahasa Arab yakni, Hashish (ganja).
Dalam sebuah catatan perjalanan yang ditulis oleh Marcopolo seorang pedagang dan penjelajah Italia, kelompok ini mengisap sejenis ganja untuk menghadirikan efek tertentu yang membuat mereka berani melakukan aksi teror.
Sebagian lagi mengatakan, para pengikutnya pun mengkonsumsi sejenis ganja untuk menimbulkan halusinasi sehingga berani melakukan aksi bunuh diri.
Para pengikutnya pun menyakini bahwa mereka akan langsung naik ke surga setelah mati.
Mereka juga dilatih melakukan penyamaran, penyusupan, dan pembunuhan tokoh-tokoh penting.
Melalui aksi teror, para pengikutnya Hasan Al Sabbah menargetkan kekuatan Kristen, tentara Salib, dan kelompok Sunni.
Nizham Al-Mulk yakni seorang wazir atau perdana menteri kesultanan Seljuk dan tokoh utama kebangkitan Sunni, menjadi korban pertama dalam daftar panjang korban-korban kaum Asassin. Ia dibunuh pada 1092.
Pembunuhan berawal dari seorang pemuda Dailam menyusup ke rombongan, kemudian mengeluarkan belati yang ditikam tepat di jantung sang wazir.
Dalam menjalankan aksinya mereka pun menggunakan penyamaran dan menyusup ke lingkaran terdekat korbannya.
Mereka adalah kelompok teroris yang terorganisasi, terlatih, dan memiliki kemampuan pembunuhan dengan cepat.
Asassin menjadi kelompok yang sangat diperhitungkan di dunia Islam, bahkan dikalangan tentara Salib.
Dalam dunia Islam, kelompok ini juga menghadirkan teror dengan menyerang pemimpin politik Saljuk dan Abbasiyah.
Mereka mampu bertahan hingga dua abad sebelum takluk di bawah kekuasaan pasukan Mongol pada 1273, tak lama setelah kejatuhan Baghdad.
Penulis: Triaji