hancau – Nabi Muhammad SAW diriwayatkan pernah mengaminkan doa Malaikat Jibril.
Dari Jabir RA, bahwasanya Nabi Muhammad SAW naik ke mimbar.
Ketika Nabi naik ke anak tangga pertama, kedua, dan ketiga beliau mengucapkan, “Amiin”.
Lalu para sahabat Nabi bertanya: Wahai Rasulullah, kami semua mendengar engkau berkata: Amiin, amiin, amiin.
Nabi menjawab, ”Ketika aku menaiki tangga pertama, Jibril datang kepadaku dan berkata: Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan, namun dosanya tidak diampuni. Maka Aku pun berkata: Amiin.”
Kemudian Nabi berucap lagi, Dia (Jibril) berkata: Celakalah seorang hamba, jika mendapati kedua atau salah satu orang tuanya masih hidup, namun keberadaan kedua orang tuanya tidak membuatnya masuk ke dalam surga. Aku pun berkata: Amiin.
Kemudian ujar Nabi lagi, Dia (Jibril) berkata: Celakalah seorang hamba, jika namamu disebutkan dihadapannya tapi dia tidak bershalawat untukmu. Maka Aku pun berkata: Amiin.
(HR. Ibnu Khuzaimah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam shahih al-Tirmidzi)
Memuliakan Bulan Puasa Ramadan
Kalimat “Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadan, namun dosanya tidak diampuni”, menjelaskan sisi kemuliaan bulan Ramadan.
Yakni sebagai bulan penuh ampunan, bulan penuh rahmat, bulan penuh hidayah, bulan panen kebaikan, dan bulan yang mengembalikan manusia kepada fithrah.
Tetapi ironisnya, tidak sedikit umat Islam yang telah melewati bulan Ramadan namun kefithrahan jiwanya tidak kembali, justru “bebal” dalam kemaksiatan dan keburukan moral tanpa menoreh kebaikan.
Oleh karena itu, malaikat Jibril langsung memberikan predikat “celaka”.
Dalam beberapa hadis, Rasulullah SAW menjelaskan keistimewaan bulan Ramadan yang tidak dimiliki bulan-bulan selainnya.
Salah satunya hadis dari Abu Hurairah RA, ia berkata; Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu bentuk kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali.
Allah ‘azza wajalla berfirman; “Kecuali puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku.”
Dan orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan, (yaitu) kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kasturi.” (HR. Muslim).
Sabda Rasulullah SAW dari Abu Hurairah RA:
“Man shoma romadhona imanan wahtisaban ghufiro lahu maa taqoddama min dzanbih.”
Artinya; barang siapa yang berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, maka semua dosanya yang lalu akan diampuni.
Dan ada pula hadis:
“Man qoma romadhona imanan wahtisaban ghofiro lahu ma taqoddama min dzambihi”.
Artinya: barangsiapa melakukan Salat Tarawih dengan rasa iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lewat.