apahabar.com, BANJARMASIN – Kebakaran hebat pernah terjadi menimpa Masjid Nabawi di Madinah. Peristiwa tersebut terjadi pada hari pertama Ramadan di tahun 654 Hijriyah.
Fakta sejarah tersebut diungkapkan Dr Abdurrahman Al Baghdady dalam bukunya “Peristiwa-peristiwa penting di bulan Ramadan”.
Dalam buku tersebut, Dr Abdurrahman mengutip Ibnu Imad dalam kitab Syadzarat Adz-Dzahab (3/263). Kebakaran Masjid Nabawi tepat pada malam pertama bulan Ramadan, tepatnya setelah shalat tarawih.
Kronologis terbakarnya Masjid Nabawi
Kebakaran Masjid Nabawi bermula dari terbakarnya kasur milik Abu Bakar Al-Maraghi, salah seorang pelayanan masjid. Terbakarnya Kasur tersebut dipicu dari jatuhnya sumbu pelita yang sedang menyala.
Dari kasur tersebut, api menjalar ke bagian lain. Bahkan, api melalap seluruh atap Masjid Nabawi dan beberapa tiang roboh dan meleleh.
Peristiwa itu terjadi sebelum orang-orang tidur. Meski begitu, orang-orang tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi kebakaran hebat tersebut.
Api besar tersebut sampai membakar sebagian kamar Nabi, yang di dalamnya ada makam Rasulullah SAW dan dua sahabat sekaligus mertua beliau, Abu Bakar Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA.
Peristiwa hebat itu sempat membuat takut dan gentar para kaum muslimin. Sebab, masjid dan tempat suci tersebut tertimpa musibah besar seperti itu.
6 Peristiwa Sejarah di Hari Pertama Ramadan, di Antaranya Masjid Nabawi Terbakar
Beruntung, sejumlah khalifah dan pemimpin kaum muslimin saat itu tergerak untuk memakmurkan Masjid Nabawi.
Khalifah Al Mu’tashim Billah dari Baghdad mengirimkan bantuan dan para pekerja untuk perbaikan masjid.
Progres perbaikan pembangunan Masjid Nabawi itu mulai tahun 755 H. Para khalifah seketika berlomba-lomba membangun Masjid Mabawi. Mereka adalah Penguasa
Mesir Al-Manshur Nuruddin Ali bin Al-Mu’Izz Ibik Ash-Shalihi, penguasa Yaman Muzhaffar Syamsuddin Yusuf bin Al-Manshur, penguasa Mesir Azh-Zhahir Veibras, Zhahir Jamqamiq, dan Sulthan Qayit Bei. Ini terjadi sekitar tahun 879 H.
Pembangunan Masjid Nabawi selesai pada akhir abad 9 Hijriah.
Penulis: Amrullah