BORNEO online, JAKARTA – Nabi Muhammad mencontohkan dan mengajarkan bagaimana harusnya umat Muslim selalu mengutamakan untuk bertawakal kepada Allah. Dalam segala hal, bertawakal menjadi sebuah keharusan, terutama ketika hendak keluar rumah dan hikmah di balik doa.
Muhammad Abdul Athi Buhairi dalam kitab Min Akhlaq Ar-Rasul menjelaskan bahwa Nabi mengajarkan umat Muslim untuk selalu bertawakal dan membaca doa. Khususnya saat hendak keluar rumah dengan doa:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
“Bismillahi tawakaltu alallahi, la hawla wa la quwwata illa billah,”.
Yang artinya: “Dengan nama Allah aku bertawakal kepada-Nya. Tiada kekuasaan dan kekuatan kecuali atas kehendak Allah,”.
Begitu pula dengan para Nabi terdahulu yang kerap mendahulukan diri untuk bertawakal sebagai fokus utama. Terutama pada saat-saat genting berdakwah menegakkan ajaran tauhid dan iman kepada Allah SWT.
Bertawakal kepada Allah juga dapat menguatkan harapan yang bukan semu. Bertawakal dapat membangun harapan. Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam kitabnya Madarij As-Salikin menjelaskan, yang dimaksud dengan harapan adalah adanya usaha yang berkelanjutan untuk mewujudkan cita-cita.
Harapan bukanlah mimpi dan bukan juga angan-angan. Harapan harus disertai dengan ikhtiar untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain. Dan hal itu tak lain harus dimulai dengan bertawakal.
Editor: Ghaf
Republika