hancau.net – Menteri Terawan Agus Putranto yang menjabat sebagai menteri kesehatan, sekarang menjadi primadona media.
Wajah dan kelakarnya berulang kali muncul selagi Indonesia kelabakan menghadapi kedatangan pandemi.
Namun, kini sosok itu seolah hilang ditelan bumi. Namanya hanya muncul di surat-surat sakti yang mengunci wilayah rentan pandemi, dan sesekali di acara-acara resmi. Ke mana Menkes Terawan? Apakah ia ditepikan?
AWAL MULA
Sejak virus misterius ditemukan dari Wuhan dan menyebar begitu cepat ke negara-negara tetangga, Menteri Terawan disorot habis-habisan.
Pada mulanya, ia berusaha menangkan publik. Ia menyebut bahwa 243 orang WNI yang dipulangkan dari Cina semuanya negatif Covid-19, mengimbau masyarakat banyak berdoa dan menjaga imunitas tubuh.
“Lihat bukti nyata, 243 warga kita itu ada di pusat pertempuran. Mereka sehat,” kata Menteri Terawan saat di sebuah wawancara dengan media.
“Negara lain boleh protes, biarin saja, ini hak negara kita, bahwa kita mengandalkan Yang Maha Kuasa,” katanya lagi di lain kesempatan.
Dirinya pun berusaha keras memastikan bahwa selama belum ada kasus positif di Indonesia, kehidupan berjalan sebagaimana sediakala.
Ambil contoh insiden haji. Akhir Februari lalu, Arab Saudi menutup perbatasannya untuk mencegah penyebaran virus dari luar negeri.
Terawan secara pribadi bernegosiasi supaya WNI dikecualikan dan tetap boleh beribadah haji dan umroh. Tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Arab Saudi.
bersikeras aman
Sepanjang bulan Januari dan Februari, banyak mata tertuju kepada Indonesia. Tidak mungkin negara sepadat kita, dengan lalu lintas perdagangan dan pariwisata yang ramai, bisa selamat dari pandemi. Apalagi negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia sudah melaporkan kasus positif Covid-19.
Dalam fase ini, Menkes Terawan bersikeras Indonesia aman. Ketika Jepang bertanya-tanya soal warga negaranya yang positif Covid-19 setelah pulang dari Indonesia, Terawan menyangkal. Hal ini terulang ketika seorang warga negara Cina positif Covid-19 setelah liburan ke Bali.
Pada awal Februari, ia dan Menkopolhukam Mahfud MD menyatakan dengan bangga bahwa dunia memuji Indonesia. Karena kita dinilai paling siap menghadapi Covid-19. Tentu saja kenyataannya tidak begitu.
Berbagai pakar dan pemimpin global khawatir dengan lambannya respon pemerintah Indonesia untuk mencegah pandemi Covid-19. Terawan membantah hasil sebuah riset dari Harvard School of Public Health yang memprediksi bahwa seharusnya Indonesia sudah terpapar Covid-19.
Pada kurun waktu yang sama, dilaporkan bahwa diplomat-diplomat asing dari Amerika Serikat, Australia, dan Kanada silih berganti menemui perwakilan pemerintah Indonesia. Mereka mewanti-wanti Terawan untuk “lebih serius” menanggapi krisis Covid-19.
Dalam kunjungan kerja ke Cikarang 21 Februari, ia menyampaikan bahwa krisis global akibat pandemi ini bisa jadi peluang. Berhubung industri di Cina sedang gulung tikar, Indonesia dapat mengisi kekosongan dengan menggenjot industri farmasi.
terawan semakin populer
Menkes Terawan terkenal berkat kelakar-kelakarnya tentang Covid-19 di Indonesia. Pada 27 januari, ia mengimbau masyarakat Indonesia untuk “enjoy aja”. Saat ditanyai soal meroketnya harga masker di Indonesia, ia bilang “salah sendiri, kok beli”.
Ketika permintaan untuk tes mulai membanjir dan kepanikan soal Covid-19 melanda, ia meminta masyarakat untuk “tidak irasional” selagi bilang, “masa malu untuk berdoa”.
Menurut pakar komunikasi politik Hendro Satrio, gaya santai Menkes Terawan ini boleh jadi disengaja. Barangkali, ada keinginan dari pemerintah pusat untuk tidak membuat masyarakat panik. Sialnya, justru pendekatan Menkes dianggap meremehkan kegawatan situasi.
Pada 2 Maret 2020, ketakutan kita terwujud. Presiden Joko Widodo mengumumkan 2 kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia. Tentu saja, Terawan ikut bicara. Dalam konferensi persnya, ia menegaskan bahwa masyarakat tak perlu khawatir karena lebih banyak orang yang meninggal karena flu ketimbang Covid-19 dan penyakit ini “bisa sembuh sendiri”.
Sehari kemudian, presiden mengambil langkah lain, ia menunjuk Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto sebagai juru bicara resmi pemerintah untuk penanganan Covid-19.
terawan mulai hilang
Sejak awal Maret Menkes Terawan terbilang irit tampil di hadapan publik. Ia tidak muncul ketika Presiden meresmikan Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta sebagai RS Darurat Covid-19.
Terawan juga tidak ikut dalam rombongan yang bertolak ke Pulau Galang bersama Presiden untuk meninjau pembangunan fasilitas riset penyakit menular dan RS Darurat Covid-19 di sana. Walaupun muncul, Menkes Terawan kebanyakan hadir di acara-acara yang bersifat seremonial.
Pada 14 Maret 2020, Presiden menunjuk Kepala BNPB Doni Monardo sebagai Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Tanggal itu pula Menkes Terawan menobatkan 188 WNI anak buah kapal World Dream sebagai duta imunitas Corona.
22 Maret, Terawan mendampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima bantuan alat kesehatan dari Cina di Bandara Halim Perdanakusuma.
Terawan terakhir kali mejeng di hadapan publik pada 2 April 2020 lalu, saat ia menghadiri rapat online dengan komisi IX DPR yang membahas perkembangan penanganan virus Covid-19.
Hingga tulisan ini selesai dibuat, keberadaan dan peranan Menkes Terawan masih berbentuk tanda tanya. Seolah Menteri Terawan hilang di telan bumi. (fix)