Ahli Maksiat Jadi Wali Hanya Karena Mengatakan Ini

apahabar.com, BANJARMASIN – Al-Imam Assyekh Ali Bin Abubakar Assakran mengatakan, “Allah itu lebih dekat dengan ahli maksiat yang hatinya pecah (karena menyesali perbuatannya) daripada orang sombong yang mengaku dirinya mempunyai keutamaan dan kebaikan.”

Dikutip dari Sindonews, Jumat (30/4), dalam Kitab Nafahatun Nasimil Hajiri Min Kalam Syeikhil Islam Abdullah Bin Umar As-Syathiri diceritakan, ada seorang lelaki ahli maksiat mendatangi seorang wali Allah. Sesampainya ia di tempat wali Allah, lelaki ini berdiri di dekatnya dan memandangnya, saat itu wali Allah sedang salat.

Si lelaki ini memandang wali Allah tadi dari ujung kepala sampai ujung kakinya, setelah itu kemudian ia keluar.

Di luar, lelaki ini di Tanya, “Apakah kamu diajak berbincang-bincang olehnya (oleh wali Allah itu ) atau duduk duduk bersamanya?”

Si lelaki menjawab, “Aku tidak berbincang bincang dan duduk-duduk dengannya, tapi aku hanya memandangnya saja itu sudah cukup. Aku ini seorang yang ahli maksiat, sedangkan si wali Allah ini seorang yang taat kepada Allah”.

Setelah itu, sampailah ucapan lelaki ini kepada wali Allah tersebut. Ketika si wali Allah diberi tahu oleh masyarakat tentang tujuan seorang lelaki tadi, maka beliau berkata, “Benarkah ia (si lelaki tadi) mengatakan seperti itu?”

Maka dijawab: “Iya benar.”

Kemudian si wali Allah ini mengatakan: “Kalau begitu, maka tidak ada yang pantas untuk mendapatkan kedudukanku kecuali dia (si lelaki tadi)”.

Setelah beberapa hari kemudian si wali Allah ini meninggal dunia, dan si lelaki tadi diberi kedudukan dan kewalian wali Allah.

Al-Imam Assyeikh Ali Bin Abubakar Assakran mengatakan, “Allah itu lebih dekat dengan ahli maksiat yang hatinya pecah (karena menyesali perbuatannya) daripada orang sombong yang mengaku dirinya mempunyai keutamaan dan kebaikan.”

Editor: