BORNEO online, Banjarmasin – Bulan Rabiul Awal 1442 Hijriah, merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang disambut penuh kegembiraan bagi umat muslim, tak terkecuali di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Bulan tersebut merupakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yakni pada tanggal 12 Rabiul Awal (tahun gajah). Kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW, merupakan rahmat serta berkah bagi alam semesta. Itulah sebabnnya yang menjadi alasan bulan Rabiul Awal dianggap sebagai bulan kegembiraan dan kebahagian.
Menyambut kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW ada tradisi warga di Banjarmasin yakni Baayun Maulid dan Makan Batalam.
Sejarawan di Banjarmasin, MZ Arifin Anis, mengatakan tradisi Baayun Maulid biasanya dilakukan kepada anak-anak disertai dengan syair-syair salawat Nabi serta doa-doa, agar kelak nanti sang anak tumbuh dengan harapan dan keinginan orang tuanya.
Arifin juga menuturkan, dalam Baayun Maulid tersebut menjadi rutinitas para bangsawan di Tanah Banjar dan juga rakyat biasa. Namun bedanya, ayunan yang digunakan para bangsawan itu berbahan kuningan sementara ayunan untuk rakyat jelata biasa saja.
“Baayun Maulid dulu dilakukan di rumah masing-masing tidak dilaksanakan secara besar-besaran seperti sekarang. Khawatir jika trdisi tersebut hilang begitu saja maka digelarlah secara besar tiap tahunnya,” ucap Arifin yang juga pengajar Program Studi Sejarah FKIP dan pasca sarjana IPS ULM tesebut, dilansir dari klikkalsel.
Tak kalah menarik, salah satunya di bulan Maulid pula adalah Makan Batalam atau makan bersama satu wadah besar (talam). Dalam satu talam tersebut ada berbagai macam makanan baik ikan, sayur, buah, kue-kue dan sebagainnya dimakan beberapa orang pula.
“Keakraban dan kebersamaan warga jelas terlihat dalam tradisi makan betalam terebut. Jika baayun sering dilakukan warga di kota Banjarmasin, sedangkan makan batalam sering dilakukan warga masyarakat Tabalong, khususnya dalam memperingati maulid,” tutupnya.