bagandang nyiru

Bagandang Nyiru, Tradisi Mencari Orang Hilang Budaya Banjar

bukankoran – Masyarakat Banjar dengan segala kearifan lokalnya menyimpan berbagai budaya yang kental akan hal mistis dan misteri. Terkadang ada sesuatu hal yang bahkan di luar nalar manusia.

Salah satunya “Bagandang Nyiru”. Nyiru atau tampah merupakan anyaman yang terbuat dari bambu yang di belah tipis dan dianyam dengan membentuk bundar. Biasanya berfungsi sebagai alat untuk menampi beras.

Di masa lalu, anak-anak Banjar lebih sering bermain dengan mainan tradisional. Seperti bermain daprak, ajak tukup (petak umpet), batungkau, dan banyak lagi permainan tradisional yang dimainkan untuk mengisi waktu luang mereka dari saat pulang sekolah hingga matahari terbenam.

Ketika hari mulai senja, biasanya anak-anak yang bermain disuruh pulang oleh orang tuanya agar cepat cepat mandi dan segera ke langgar untuk sholat maghrib.

Namun, tidak sedikit yang bandel karena terlalu asik bermain hingga lupa bahwa hari sudah hampir malam. Sang ibu biasanya menakut-nakuti bahwa apabila pulang terlalu malam berbahaya bisa di sembunyikan oleh hantu.

Bagandang nyiru merupakan sebuah ritual dari tradisi masyarakat Banjar, yang menggunakan tampah untuk mencari orang hilang yang umumnya diduga disembunyikan makhluk gaib.

Tradisi ini dilakukan dengan cara memukul tampah beramai-rami agar makhluk gaib yang menyembunyikan bisa mendekat.

Dengan harapan, orang yang disembunyikan makhluk gaib tersebut bisa menjauh dari tempat persembunyian.

Mencari orang hilang dengan bagandang nyiru, masih lestari hingga sekarang. Hal ini telah menjadi budaya yang turun menurun pada masyarakat Banjar, terutama di Wilayah Banjar pahuluan.

Editor: