Begini Cara Membuka Hati yang Tertutup, Simak Penjelasan Abah Guru Sekumpul

apahabar.com, BANJARMASIN – Bagaimana cara membuka hati yang tertutup, simak penjelasan Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Gani atau yang dikenal Abah Guru Sekumpul berikut.

“Hati itu seperti kaca, kalua mau sesuatu lihat kaca. Kita mau lihat apa aja ada, muka ada, asal bagus lensanya,” kata Abah Guru Sekumpul dalam sebuah video yang diupload akun YouTube Sumur Jiwa, Sabtu (20/03)

Jika Lensa tertutup dengan yang gelap, sambung Abah Guru, kaca itu tak mengeluarkan cahaya, walau pun kaca tersebut lensanya bagus.

“Misalkan saja tangan di taruh kaca, masih bisakah kita ngaca? Nampakah wajah kita itu? Gara-gara tangan yang menutupi kaca itu, walau kaca masih bagus, tetapi ada yang menutupi, maka cahaya kaca tadi tidak bisa keluar, artinya sesuatu yang kita ketahui itu tidak terlihat,” jelas abah Guru Sekumpul dikutip apahabar.com pada Rabu (07/04).

Jadi hati itu seperti kaca, lanjut Abah Guru, jika tak ada yang menutupi kaca itu terlihat di dalamnya Allah SWT. Karena Allah berada di dalam hati manusia.

“Perkataan itu mengatakan HADITS dan ada juga yang mengatakan ‘Hadits Bil Ma’na’ yaitu ‘Alqalbu Baitu Rabbi’,” ujar Abah Guru Sekumpul.

“Paling besar nikmat yang diberi Allah SWT terbuka Hijab (Hati) dan kita tidak semestinya diberi. Yang semestinya kita ini belum pantas diberi ternyata apabila diberi ‘Terbuka Hijab’ bagaimana harus mensyukurinya, bagaimana rasa bersyukurnya itu luar biasa. Gembiranya itu luar biasa,” tambah Abah Guru.

Ada yang menutupi hati, sehingga tidak nampak Allah SWT yang bertajalli (di hati kita). Jika tidak bertajalli di sini (di hatinya), maka orang tersebut lupa dengan Allah SWT. Jika lupa dengan Allah SWT, orang itu akan dalam kegelapan.

“Sifat orang di dalam gelap mesti gelisah. Kita contohkan, listrik mendadak padam bernapas pun susah, benarkah? Berarti tidak nyaman juga dalam berpikir, gara-gara terdinding tadi (ada yang menutupi hati),” tutur Abah Guru.

“Di dalam kitab ini adalah akwan, Akwan itu (Alam). Jangan katakan alam dunia, bahkan alam akhirat pun masih di katakan alam Ma Siwallah (Sesuatu yang selain Allah SWT) namanya Akwan. Ini lah yang menjadi penutup hati kita ini.”

Hati itu tidak bisa terang, sambung Abah Guru, selama ada Suwarul Akwan. Agar penutup ini bisa terbuka tak ada sesuatu yang lebih berguna buat hati kecuali tindakan menyingkir dari keramaian masyarakat (uzlah) yang disertai dengan kegiatan bertafakkur (merenung/berfikir).

“Harus bisa menyisihkan waktu untuk menyendiri yang isinya tafakkur (Merenung) memikirkan nikmat saja atau memikirkan langit yang akhirnya sadar memanglah Allah SWT maha kuasa, memanglah Allah Maha Kaya. Benarkah begitu?” jelas Abah Guru Sekumpul.

Penulis Amrullah

Editor: