hancau.net – Ada pemandangan yang berbeda dari sebuah rumah di ruang garasinya. Anak-anak sedang ramai belajar. Namun ada yang unik, mereka sedang belajar bahasa mandarin dan pengajarnya bukan orang Cina.
Berada di Desa Sendang, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Garasi ini selalu ramai dikunjungi anak-anak yang ingin belajar Bahasa Mandarin, dalam dua pekan terakhir.
Di sini mereka dilatih mulai dari percakapan sehari-hari, perkenalan abjad hanzi, menulis pinyin, hingga melafalkannya. Anak-anak senang, karena mendapatkan pengalaman baru sekaligus menambah keilmuan. Apalagi dilakukan dengan metode belajar sambil bermain.
Arif Hidayat dan Tri Amelia, merupakan pasangan suami istri yang memprakarsai dan mengampu kelas tersebut. Sebelumnya, mereka berdua bekerja sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi di Hainan, Cina.
Pandemi Covid-19 memaksa mereka berdua untuk kembali ke kampung halaman, sejak bulan Februari lalu. Setelah 9 tahun lamanya tinggal di negeri berjuluk tirai bambu, mereka memutuskan untuk berbagi ilmu tentang bahasa dan budaya mandarin di kampung sendiri secara cuma-cuma.
Tri Amelia mengaku, bahwa mengajar anak-anak untuk bisa berbahasa mandarin adalah cita-citanya. Sejoli ini berharap, generasi di desanya dapat memiliki keterampilan berbahasa asing sebagai bekal ketika mereka dewasa kelak.
Terlebih lagi, untuk mendukung program pemerintah setempat yang sedang mengembangkan industri terpadu. Yang pada ujungnya akan banyak diisi oleh banyak perusahaan asing, termasuk dari Cina.
Harapan mereka selanjutnya, dari Desa Mandarin yang mereka rintis, anak-anak setempat kelak mampu mendapatkan berbagai macam beasiswa. (fix)
Sumber: antaranews