apahabar.com, BANJARMASIN – Sebuah pertanyaan muncul dari seorang karyawati perusahaan swasta di Banjarmasin, Soufiyah.
Pertanyaanya jika amal baik pahalanya dilipatgandakan, lalu bagaimana dengan maksiat?
Beranjak dari pertanyaan itu, mengutip pernyataan Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU yang juga anggota Komisi Dakwah MUI, KH Muhammad Nur Hayid di republika.co.id, coba menjelaskan.
Kiai Hayid menjelaskan berdasarkan surat Al Anam 160 dapat dipahami secara umum bahwa seseorang yang melakukan amal baik akan mendapat pahala berlipat ganda.
Sedang yang berbuat jahat tidak akan diberi balasan melainkan seimbang dengan kejahatannya.
Di sisi lain, Ibnu Masud dan Ibnu Abbas berpendapat pelipat gandaan dosa dilihat dari kualitasnya bukan dari kuantitas.
Sebab itu terdapat keterangan dalam hadits bahwa tidak ada dosa kecil yang terus menerus dikerjakan tetap dosa kecil, atau akan menjadi dosa besar.
Sedang tidak ada dosa besar yang abadi bila diiringi istighfar maka akan terhapus.
Masih dari sumber yang sama, Kiai Hayid menyebutkan pada Ramadan semua amal saleh dilipat gandakan pahalanya, maka setiap perbuatan maksiat pun akan dilipat gandakan dosanya.
“Kaitan dengan ramadhan, karena semua amal saleh dan amal baik itu dilipat gandakan maka demikian halnya dengan dosa dosa yang dilakukan seorang hamba juga akan dilipat gandakan,” kata kiai Hayid kepada Republika,co.id pada Ahad (11/4).
Ini sebagaimana keterangan para ulama salah satunya dapat ditemukan dalam kitab Matolib Ulinuha.
“Disebutkan bahwa Mustafa bin Sa’ad Al Hambali mengatakan dosa-dosa seseorang itu akan dilipat gandakan pada waktu-waktu dan tempat yang mulia. Jadi kalau kita berbuat baik di Mekkah (Masjidil Haram) maka akan dilipat gandakan,” ujar Kiai Hayid.
“Sudah ada ketentuannya sebagaimana dijelaskan rasul. Salat di Masjidil Haram sama seperti seratus kali lipat di luar Masjidil Haram. Demikian halnya orang berbuat baik di bulan haram termasuk ramadhan dan hari jumat,” lanjut dia.
“Ibnu Muflih juga menjelaskan tambahan pahala sebagaimana tambahan dosa itu tergantung tempat dan waktu. Sebagaimana berbuat baik dilipat gandakan, maka berbuat maksiat juga akan dilipat gandakan dosanya dibanding waktu selain Ramdhan,” papar Kiai Hayid.