Ketika Laga Dijeda Demi Pemain Muslim Liga Inggris Buka Puasa

apahabar.com, LEICHESTER – Pesepakbola muslim Liga Inggris, Wesley Fofana merasa beruntung.

Meski harus tampil di Premier Legue, bek Leicester City itu masih bisa tetap berpuasa.

Bahkan, saat timnya menghadapi Crystal Palace, Fofana mendapat perlakuan khusus, Senin (26/4/2021) malam.

Ia pun lantas mengucapkan terimakasih kepada Crystal Palace.

“Hanya ingin berterima kasih kepada @premierleague serta @CPFC, @ vguaita13 [dan] semua Foxes karena mengizinkan saya berbuka puasa malam ini di tengah pertandingan,” tulis Fofana di Twitter dilansir dari About Islam pada Rabu (28/4).

Wasit Graham Scott menghentikan permainan pada menit ke-35.

Bintang MU, Paul Pogba. Foto-Net

Saat itu penjaga gawang Palace Vicente Guaita menunggu untuk melakukan tendangan gawang agar Fofana minum-minuman berenergi.

Fofana juga diganti saat Leicester menang 3-0 atas West Brom karena manajernya Brendan Rodgers ingin memberi pemain berusia 20 tahun itu kesempatan untuk mengambil makanan.

“Saya pikir jika saya bisa menggantikannya maka dia bisa mendapatkan makanan di bangku cadangan,” kata Rodgers.

Rodgers mengaku telah bekerja dengan banyak pemain dengan keyakinan berbeda-beda.

Ia menganggap kepatuhan terhadap keyakinan itu justru memberi mereka kekuatan.

“Ini luar biasa. Jika Anda memikirkan penampilannya pada akhir pekan di semifinal Piala FA, di mana dia belum makan sepanjang hari dan kemudian dia merasakan makanan pertamanya dengan 15 menit tersisa, dan kemudian sama hari ini [melawan West Brom] , dengan kick-off pukul 20.00, dia belum makan atau minum sepanjang hari dan dia masih bisa tampil di level maksimal,” ujar Rodgers.

Rahasia Pogba Tetap Fit

Bintang Manchester United Paul Pogba menegaskan bertanding sembari menjalankan ibadah puasa Ramadan bukanlah sesuatu yang berat.

Kini, ia mengaku sudah terbiasa menjalaninya.

Sejak 13 April lalu, Pogba bersama sekira 1,8 miliar orang lain di seluruh dunia menunaikan kewajiban mereka berpuasa sejak pagi hingga matahari terbenam setiap harinya selama bulan suci Ramadan.

Pogba mengaku hal itu tidak mengganggu rutinitasnya sebagai pesepak bola profesional.

Terlebih ia mendapat pendampingan dari ahli nutrisi profesional demi menjaga kebugaran bertandingnya.

“Rasanya sekarang saya sudah terbiasa dengan ini,” kata Pogba menjawab pertanyaan salah seorang suporter MU dari Republik Demokratik Kongo, Faiz, sebagaimana dilansir laman resmi MU, Sabtu.

“Saya sudah melakukannya bertahun-tahun. Saya juga punya ahli nutrisi profesional, yang membantu menentukan apa yang harus saya makan serta protein tambahan kala berlatih, agar saya tidak terlalu banyak kehilangan massa otot. Semuanya berjalan lancar,” ujarnya menambahkan.

Di sisi lain, Pogba mengaku cukup beruntung berkarier di Inggris, yang suhu udaranya tidak terlalu panas, berkisar 16-19 derajat sejak memasuki bulan Ramadan.

“Saya beruntung. Di sini tidak terlalu panas, saya bisa mengatasinya,” katanya.

“Tidak terlalu berat. Segalanya baik-baik saja dan ini juga untuk tujuan yang bagus, jadi semuanya berlangsung dengan baik,” pungkas Pogba.

Pogba mencatatkan penampilannya yang ke-200 bersama Setan Merah saat bertandang ke markas Leeds United untuk lanjutan Liga Inggris pada Minggu (25/4) lalu.

Studi Efek Puasa

Di sisi lain, sebuah studi FIFA Medical Assessment and Research Center (F-MARC) menetapkan pemain sepakbola pria yang menjalankan puasa Ramadan di lingkungan yang terkendali tidak menunjukkan kompromi dalam kinerja fisik dan fisiologis mereka atau penurunan kemampuan subjektif mereka.

Ini menepis ketakutan dan kekhawatiran terkait Ramadan bagi olahragawan.

Studi ini direplikasi untuk menyelidiki pemain level elit yang lebih luas.

Studi lain yang diterbitkan pada Mei 2012 di jurnal ilmu olahraga menunjukkan bahwa, secara umum, puasa Ramadan berdampak kecil pada kesehatan dan kebugaran fisik

Cuitan Fofana bek leicester city. Foto-Net

Newswire

Editor: