hancau – KH Sulaiman Nain atau lebih dikenal Guru Sulaiman Nain dikenal sebagai salah satu ulama terkemuka di Kotabaru Kalimantan Selatan. Kiprahnya besar dalam dakwah di Kabupaten Kotabaru.
Guru Sulaiman Nain dikenal akan ketokohannya dan sebagai ulama yang tak kenal lelah berdakwah semasa hidupnya Guru Sulaiman dilahirkan di tengah keluarga yang sederhana, di sebuah desa kecil pelosok dan pedalaman Kotabaru. Tepatnya di Desa Sembilang, Kecamatan Kelumpang Tengah pada 15 Agustus 1939 silam.
Meski berasal dari keluarga yang tidak mampu, namun keluarga Sulaiman sangat mengutamakan pendidikan. Utamanya, di bidang agama.
Sejak kecil, Guru Sulaiman sudah diperintahkan orang tuanya belajar agama dan membaca Alquran.
“Nah, mulai dari situlah ayah kami mulai tertarik belajar agama, dan Alquran,” ujar HM Fadlani, salah satu putera Sulaiman, kepada apahabar.com, Selasa (11/1).
Fadlani mengatakan, sang ayah selain sekolah SR di pagi hari, namun juga sekolah agama pada sore harinya.
Pada akhir tahun 1957, Guru Sulaiman mendapat restu orang tuanya berangkat dari Kotabaru dan belajar di pesantren Darussalam Martapura.
Selama di Darussalam, Guru Sulaiman belajar kepada ulma di sana, seperti KH Abdul Qadir Hasan, KH Anang Sya’rani, KH Salman Jalil, KH Seman
Makam KH Sulaiman NainMulya, KH Abdul Syukur, KH Badaruddin, KH Salim Ma’ruf, KH Husin Qadri, KH Husin Dahlan, dan KH Husin Ali.
Selain itu, ia juga sempat belajar kepada KH Salman Yusuf, KH Azhari, KH M Ramli, KH Abdul Hamid Husin, KH Sadri, Guru M Hamdan, KH Nasrun Thahir, KH Ismail, KH Hasyim, KH Saleh, KH Royani, KH Zuhri, dan KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul).
“Jadi, kala itu, selain mengaji di Darussalam, ayah kami juga aktif mengikuti pengajian di kampung-kampung, atau mengaji duduk kepada ulama Martapura,” tutur Fadlani, putera ke enam Guru Sulaiman itu.
Selama hidupnya, sang Guru Sulaiman Nain mengabdikan diri untuk berjuang, dan berdakwah.
Guru Sulaiman berdakwah dengan segenap komitmen dan keseriusan serta tidak mengenal lelah. Sebab, dakwah yang dipahaminya ialah sebagai tugas luhur yang harus dijalankan dan diteruskan demi kepentingan Islam dan umatnya.
Sejak tahun 1984, Guru Sulaiman Nain aktif berdakwah melalui berbagai media dan metode. Di antaranya, melalui pengajian kitab di majelis-majelis taklim, tausiyah agama atau tablig nasihat dan bimbingan.
Selain itu, syiar melalui maulid habsyi, dunia pendidikan, membangun tempat ibadah, pondok pesantren, dakwah melalui organisasi dan keagamaan hingga dakwah melalui partai politik.
Salah satu jasa, dan karya besar Guru Sulaiman Nain yang terus dikenang hingga kini ialah, adanya Yayasan Islam Al-Muawwanah Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Yayasan itu bergerak di bidang pendidikan Islam, dari jenjang Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi, sekaligus sebagai motorik berdirinya Pondok Pesantren Darul Ulum Kotabaru di tahun 1979.
Guru Sulaiman wafat pada tahun 2006, almarhum dimakamkan di komplek STIT Darul Ulum Kotabaru.