perjuangan Demang Lehman

Kuatnya Prinsip Perjuangan Demang Lehman

hancau – Siapa sih yang tidak kenal Demang Lehman? Seorang pejuang dari tanah Banjar yang di akhir hayatnya harus mati di tangan penjajah Belanda.

Terlahir dengan nama Idris, Gelar Kiai Demang merupakan gelar untuk pejabat yang memegang sebuah lalawangan (distrik) di Kesultanan Banjar.

Demang Lehman semula merupakan seorang panakawan atau ajudan dari Pangeran Hidayatullah II sejak tahun 1857.

Demang Lehman memegang pusaka kesultanan Banjar yaitu Keris Singkir dan sebuah tombak bernama Kaliblah yang berasal dari Sumbawa.

Jiwa kepahlawanan yang dimiliki Demang Lehman sungguh heroik. Walau ditawari hidup nyaman, hati beliau tidak terpengaruh untuk menghentikan perjuangan.

Kuatnya prinsip pejuangan itulah yang membuat namanya dikenang sebagai salah satu pejuang hebat.

Pada 6 Oktober 1861, Belanda mengadakan perundingan dengan Demang Lehman di Martapura.

Dalam perundingan tersebut, Demang Lehman dijanjikan jaminan hidup oleh Belanda. Asalkan Beliau mau tinggal di Martapura dan mengajak rakyat kembali ke kampung masing-masing.

Namun, Panglima Perang dalam Perang Banjar Tersebut tetap teguh pendirian.

Tawaran dari Belanda tidak menarik perhatiannya. Kesetiaannya terhadap perjuangan lebih tinggi ketimbang keuntungan pribadi.

Beliau yang bergelar Adipati Mangku Negara dan rakyat Banjar memiliki semboyan perjuangan huruf ‘mim’.

Yang memiliki makna “Martapura” atau mati karena-Nya.

Editor: