hancau – Para salafunas saleh (orang-orang saleh terdahulu) mengungkapkan kesedihan karena perpisahan dengan Ramadan.
Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “Bagaimana bisa seorang mukmin tidak menetes air mata ketika berpisah dengan Ramadan, Sedangkan ia tidak tahu apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi.”
Habib Quraisy Baharun menukil perkataan Imam Hasan Al-Basri. Beliau berkata: “Berbuat baiklah di sisa Ramadan niscaya diampuni kesalahan yang lalu, maka manfaatkanlah hari-hari yang tersisa karena anda tidak tau kapan bisa meraih Rahmat Allah.” (Hilyah Auliya 11837).
Hari demi hari bulan Ramadan terus bergulir mendekati ujungnya, maka langkah terbaiknya adalah mengoptimalkan hari-hari Ramadan yang tersisa untuk memperbanyak amal saleh, mendulang pahala, menggugurkan dosa-dosa, menebarkan manfaat bagi sesama.
“Menangis merupakan bukti yang menunjukkan ketakwaan hati, ketinggian jiwa, kesucian sanubari dan kelembutan perasaan,” kata Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan itu dalam satu kajiannya seperti mengutip Sindonews, Rabu (12/5).
Menangis karena Allah terjadi manakala seorang hamba melihat kelalaian pada dirinya, atau merasa takut akan kesudahannya yang buruk. Para salafunas saleh berkata:
“Wahai hamba Allah, bulan Ramadhan telah bersiap-siap untuk berangkat. Tidak ada lagi yang tersisa kecuali saat-saat yang singkat. Barangsiapa yang telah melakukan kebaikan selama ini, hendaklah ia menyempurnakannya. Barangsiapa yang malah sebaliknya, hendaklah ia memperbaikinya dalam waktu yang masih tersisa. Karena ingatlah amalan itu dinilai dari akhirnya.
Manfaatkanlah malam-malam dan hari-hari Ramadan yang tersisa. Titipkanlah amalan salih yang dapat memberi kesaksian kepadamu nantinya di hadapan Al-Malikul ‘Alam (Sang Penguasa Hari Pembalasan). Lepaskanlah kepergian (bulan Ramadan) dengan ucapan salam yang terbaik:
“Salam dari Ar-Rahman (Allah) pada setiap zaman. Atas sebaik-baik bulan yang hendak berlalu. Salam atas bulan di mana puasa dilakukan. Sungguh ia adalah bulan yang penuh rasa aman dari Ar-Rahman. Jika hari-hari berlalu tak terasakan. Sungguh kesedihan hati untuk tak pernah hilang.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Antara salat yang lima waktu, antara Jumat yang satu dan Jumat berikutnya, antara Ramadan yang satu dan Ramadan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar.” (HR Muslim)
“Mari kita manfaatkan sisa-sisa Ramadan ini penuh sungguh-sungguh dan giat mencari ampunan, keberkahan dan rahmat Allah. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan Taufik-Nya untuk kita semua,” pungkas Habib Quraisy.