Habib Basirih

Sang Buyut Beberkan Jalan Ganjil Habib Basirih Mencapai Kewalian

bukankoran – Ada cerita menarik terkait perjalanan Habib Hamid bin Abbas Bahasyim atau Habib Basirih sebelum terkenal sebagai Waliyullah yang bertabur karomah.

Untuk menggali lebih dalam kisah Habib Hamid bin Abbas Bahasyim, Tim Ramadan apahabar.com menyusuri salah satu sudut kota Banjarmasin di Jalan Keramat Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Selasa (6/4).

Kampung tersebut berlokasi di pinggir bantaran Sungai Martapura. Berjarak 5 kilometer atau sekitar 15 menit berkendara dari pusat kota berjuluk Seribu Sungai.

Siang itu tampak ramai, kendaraan lalu lalang keluar masuk dari lahan parkir. Pandemi Covid-19 tak menyurutkan kerinduan masyarakat untuk berziarah ke makam Habib Basirih.

Jurnalis apahabar.com berkesempatan berbincang langsung dengan salah satu juriat Habib Basirih, Habib Faturrahman Bahasyim, dia generasi ketiga dari Habib Hamid bin Abbas Bahasyim.

“Beliau ini Wali Majezub, bukan seorang yang menuntut ilmu atau memiliki murid. Tetapi diberi anugerah oleh Allah,” kata Habib Faturrahman membuka obrolan ringan kepada media ini.

Berdasarkan cerita turun temurun, Habib Basirih merupakan wali yang langsung mendapat kemuliaan (karomah atau keramat) tanpa menuntut ilmu. Habib Basirih mengasingkan diri atau berkhalwat di lokasi-lokasi yang tak biasa.

“Khalwat sidin (beliau) unik. Tidak seperti umumnya, di luar nalar kita,” ujarnya.
Saat berkhalwat, Habib Basirih mampu berdiam diri di pohon selama berbulan-bulan lamanya.

“Kalau biasanya kita mengurung diri di kamar, tetapi beliau kadang di pohon selama 3 bulan. Keluarga khawatir takut jatuh, tetapi beliau cuek,” kisahnya.

Selama masa itu, Habib Basirih sudah melepaskan dirinya dari segala urusan dunia. Kesehariannya dihabiskan untuk beribadah dan berserah diri kepada Allah SWT.

“Beliau tak pernah putus berzikir dan selawat. Itulah keasyikan seorang aulia Allah,” imbuhnya.

Tak ada yang bisa menebak jalan pikiran Habib Basirih. Bahkan, komunikasi pun mulai terputus, sebab sang Habib lebih banyak melakukan aktivitas secara diam-diam.

Satu waktu, Habib Basirih juga melakukan khalwat dengan merendam diri.

“Khalwat beliau ini tidak bisa ditemukan. Kadang di pohon, kemudian berendam di air,” katanya.

Habib Basirih juga sempat membuat rumah khusus untuk berkhalwat. Bangunan itu, kata Habib Faturrahman, oleh keluarga disebut sebagai Rumah Seribu Tiang.

“Karena saking banyaknya tiang olahan beliau, sampai orang lain tidak bisa masuk. Jadi kami bingung untuk keluar masuknya lewat mana, tiba-tiba saja ada di dalam dan di luar,” ucapnya.

Namun, saat ini bangunan tersebut sudah tak ada. Keluarga tak membuat lokasi khusus, di mana saja tempat-tempat Habib Basirih pernah melakukan khalwat.

“Terakhir beliau membuat rumah untuk berkhalwat di depan sumur itu. Tapi sekarang sudah tidak ada. Sudah jabuk (lapuk),” tukasnya

Editor: