Sejarah Kelambu

Sejarah Kelambu, Hingga Menjadi Perisai dari Serangan Gaib

hancau – Kelambu merupakan salah satu benda yang biasa digunakan untuk melindungi diri dari nyamuk atau gangguan binatang kecil lainnya saat tidur.

Bahkan kelambu dapat dikategorikan sebagai benda prasejarah yang masih dipakai hingga saat ini.

Akan tetapi di masa sekarang, kelambu mungkin dianggap sebagai barang kolot. Sehingga akan jarang kita menemui keluarga yang masih menggunakan kelambu di daerah perkotaan.

Secara historis, kelambu memiliki sejarah yang cukup panjang. Meskipun penggunaan istilah ini berasal dari pertengahan abad ke-18, sastra India dari akhir periode abad pertengahan merujuk pada penggunaan kelambu dalam ritual pemujaan Hindu.

Hal ini tertuang dalam Puisi yang disusun oleh Annamayya, musisi dan penyair Telugu paling awal yang dikenal, referensi domatera, yang berarti “kelambu” dalam bahasa Telugu.

Penggunaan kelambu sudah ada sejak zaman prasejarah. Dikatakan bahwa Cleopatra, firaun aktif terakhir Mesir Kuno, juga tidur di bawah kelambu. Kelambu digunakan selama pembangunan Terusan Suez yang dilanda malaria.

Di balik fungsinya sebagai penangkal dari serangan nyamuk, ada mitos lain yang muncul terkait penggunaan kelambu, khususnya bagi masyarakat di Kalimantan Selatan.

Orang dulu meyakini kelambu dapat melindungi seseorang dari gangguan jin, santet, guna-guna atau kiriman jahat hingga menangkal parang maya.

Walaupun pelindung diri yang utama adalah berdoa kepada Tuhan sebelum tidur, namun begitulah mitos yang berkembang turun temurun di masyarakat Kalimantan Selatan.

Sementara dari sisi psikologis, menggunakan kelambu akan mempersempit pandangan. Sehingga seseorang cenderung tidak berpikir aneh-aneh atau ketakutan jika hanya tidur sendiri atau berdua.

Editor: