apahabar.com, JAKARTA – Meninggal di hari kesembilan Ramadan, inilah pesan menyentuh Maulana Wahiduddin Khan.
Dikutip apahabar.com dari akurat.co.id pada Jumat (23/4), Maulana Wahiduddin Khan atau yang lebih dikenal Maulana meninggal karena positif Covid-19.
Belum lama ini ulama India itu telah dirawat di sebuah rumah sakit New Delhi. Kabar meninggalnya diberitahukan anak tertuanya, Zafarul Islam pada Rabu (21/4).
“Ulama besar Maulana Wahiduddin Khan mengembuskan napas terakhirnya tengah malam ini. Dokter gagal mendetakkan kembali jantungnya yang melemah. Mohon doanya agar diampuni segala dosa dan diberikan tempat terbaik di surga. Amin,” cuit putra tertua Khan, Zafarul Islam.
Puluhan tahun sudah ia berjihad untuk merajut perdamaian, adapun pesan-pesan yang luar biasa menyentuh, dari tuturnya pendiri Centre of Peace and Spirituality itu semasa hidup.
“Umat Islam adalah pihak yang paling berhak sekaligus paling berkewajiban menebarkan kedamaian. Akar kata Islam; ‘silm’, bermakna kedamaian. Dan upaya menebar kedamaian adalah termasuk jihad.”
“Perang (qitaal) hanya salah satu bentuk jihad dalam kondisi tertentu, tapi jihad tak melulu berarti perang. Karena makna jihad adalah perjuangan.”
“Sedangkan perjuangan sangat luas ruang lingkupnya. Bukankah untuk bersabar pun butuh perjuangan?”
“Menahan amarah lebih berat daripada melampiaskannya. Itulah perjuangan, jihad. Maka jihad peridamaian jauh lebih berat dan lebih patut diperjuangkan.”
Menurut Maulana, pesan kedamaian Islam sangat jelas dalam sapaan doa umat Islam; “Assalaamu ‘alaykum, semoga kedamaian bagimu.”
“Begitupun dalam ayat pertama Alquran; Bismillaahirrahmaanirrahiim, dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.”
“Kita adalah bentuk kasih sayang Tuhan bagi semesta alam.”
“Allaahumma Antassalaam. Duhai Allah, Engkaulah Kedamaian. Waminkassalaam wa ilayka ya’uudussalaam. Dan dari-Mulah kedamaian berasal serta kembali.”
“Fakhayyinaa Robbanaa bissalaam. Maka hidupkanlah kami bersama kedamaian. Wa adkhilnaljannata daarussalaam. Dan masukkan kami ke dalam surga, negeri kedamaian. Aamiin.”
Penulis: Triaji