apahabar.com, KELUA – Salah satu cerita yang diyakini sebagai karomah Syekh Muhammad Nafis Al Banjari terjadi ketika kubah makam tersebut akan dibangun.
Diceritakan Juru Kunci makam, Muhammad Guntur, peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1983. Saat itu salah satu keturunan Syekh Nafis yang bermukim di Banjarbaru, Salimi Abbas mengumpulkan keluarga keturunan Syekh Nafis untuk membangun makam berukuran 4×4 meter dengan bahan kayu ulin.
Dalam rapat keluarga tersebut dibicarakan seperti apa bentuk makam dan apa saja yang akan dibeli. Akhirnya, disepakati untuk membeli sejumlah barang-barang untuk pembangunan makam.
Keesokan harinya (pagi hari), keluarga Syekh Nafis dikejutkan dengan peristiwa ganjil. Barang-barang yang rencananya akan dibeli, sudah menumpuk di halaman rumah.
Melihat itu, Salimi Abbas menanyakan kepada semua keluarga yang hadir dalam pertemuan malam itu, namun semuanya tidak ada yang mengetahuinya.
“Kayu ulin itu kemudian didiamkan selama seminggu, siapa tahu ada yang mengakuinya. Setelah lebih seminggu lamanya, tetap tidak ada yang mengakui tumpukan kayu ulin itu,” terang Guntur.
Setelah dicek, keluarga itu makin terkejut. Sebab kayu ulin tersebut jumlahnya sesuai dengan hasil keputusan rapat keluarga.
“Akhirnya diputuskan, kayu ulin tersebut langsung dibawa ke Kelua untuk membangun makam Syekh Muhammad Nafis. Itulah salah satu karomah Datu Nafis, walaupun beliau sudah wafat,” terang Muhammad Guntur.
Penulis: Muhammad Al-Amin

Tim redaksi hancau.net, terdiri dari beberapa pemuda yang senang berkreatifitas di dalam ruangan. Khususnya di depan komputer mereka masing-masing. Jika di masa dahulu, mereka dianggap nerd. Berbeda hal nya di masa sekarang. Sekarang, hampir semua orang beraktifitas di depan layar gadget mereka. Mulai dari berbelanja, bermain, hingga bekerja. Semua dapat dilakukan di dalam satu wadah digital.