Tujuh Peristiwa Sejarah di 23 Ramadan, Salah Satunya Pertama Kali Salat Tarawih

apahabar.com, BANJARMASIN – Setidaknya ada tujuh peristiwa sejarah yang terjadi di hari ke-23 Ramadan jika mengutip Dr. Abdurrahman Al Baghdadi dalam bukunya “Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan”. Salah satunya dilaksanakannya pertama kali salat tarawih.

Berikut tujuh peristiwa sejarah yang terjadi di hari ke-23 Ramadan:

1. Abdullah Bin Unais Memakmurkan Masjid Rasulullah saw

Di antara peristiwa yang terjadi di 23 Ramadan seperti diriwayatkan Abu Nu’aim di dalam kitab “Al-Hilyah (2/52)”, terkait biografi seorang sahabat agung Abdullah bin Unais, salah seorang penghuni pondok di sekitar Masjid Nabawi (ahli shuffah).

Abu Nu’aim berkata, “Abu Abdullah AI-Hafizh An-Naisaburi berkata, “Adalah Abdullah bin Juhainah bertempat tinggal di pedalaman. Pada bulan Ramadan ia datang ke kota Madinah dan malam harinya tinggal di masjid atau pondok. Dia memiliki tongkat yang diberikan Nabi SAW agar dengannya ia bertemu dengan beliau pada hari kiamat.”

2. Qiamu Ramadan dengan Jemaah dan Perorangan untuk Pertama Kalinya

Pada tanggal dua puluh tiga bulan Ramadan yang penuh berkah, Rasulullah saw keluar di tengah malam selama tiga malam berturut-turut, salah satunya malam 23 Ramadan ini.

Beliau menunaikan salat di masjid dan orang-orang turut salat bersama beliau. Beliau salat bersama mereka 8 (delapan) raka’at di masjid dan menyempurnakan sisanya rakaat) di rumah. Berdasarkan keshahihan atsar ini (12 raka’at) dari Rasulullah saw, maka ditetapkan pensyari’atan atsar salat Tarawih.

Adapun jumlah rakaat, para fuqaha mempunyai beberapa pendapat tentang jumlah raka’at salat Tarawih.

Di antara mereka ada yang berpendapat: 8 rakaat, karena Rasulullah saw menunaikannya sebanyak 8 rakaat, sebagaimana disebutkan di atas.

Ada yang berpendapat: 20 raka’at, karena Umar bin Khatab RA menunaikannya sebanyak 20 raka’at.

Jadi Umar ra melaksanakan shalat bersama kaum Muslimin sesuai dengan salat yang dilaksanakan para sahabat bersama Rasulullah SAW di masjid dan di rumah mereka.

Ada juga yang berpendapat: 36 rakaat.

Adapun Umar bin Abdul Aziz RA, dia melaksanakan salat tarawih bersama masyarakat berdasarkan ijtihad pribadinya.

3. Kemenangan Kaum Muslimin atas Kaum Sasan

Pada tanggal 23 Ramadhan tahun 31 H, bertepatan dengan tahun 652 M, pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan RA, kaum Muslimin meraih kemenangan atas kaum Sasan setelah terbunuhnya panglima mereka, Yazd Jard bin Syahriyar, Raja Persia terakhir.

Demikian berakhir sudah Kekaisaran Persia.

4. Meninggalnya Hajaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi

Pada hari ke 23 bulan Ramadan tahun 95 H telah meninggal dunia Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafu Ath-Thaifi. (At-Tuhfah Al-Lathifah Fi Akhbar Al-Madinah Asy-Syarifah, 1/265).

Ada yang berpendapat Hajaj meninggal pada hari ke 27 bulan Ramadhan. (Tarikh ibnu Katsir, 156).

5. Ahmad bin Tholon Masuk Mesir sebagai Pemimpin

Di antara peristiwa tanggal 23 Ramadhan adalah masuknya Ahmad bin Tholon ke Mesir setelah dilantik menjadi pemimpin pemerintahan di seluruh wilayah Mesir, sebagai representasi Mu’tazz Al-Abbasi.

Ibnu Katsir berkata (Al-Bidayah, 11/46), “Ayah Ahmad, Tholon, adalah salah seorang warga Turki yang dihadiahkan Nuh bin Asad As-Samani, Kepala Daerah Bukhara, kepada Mamun pada tahun 200 H.

6. Pemerintah Turki Mengizinkan Bani Utsman Menetap di Turki

Pada tanggal 23 Ramadhan tahun 1371 H pemerintah Turki memperkenankan seluruh anak keturunan Bani Utsman -selain para pangeran setelah penghapusan Khilafah Utsmani pada tanggal 21 pada Maret 1923 M dan diusirnya keturunan Bani Utsman ke luar Turki, setelah mereka memerintah negeri ini selama 963 tahun, 407 tahun di antaranya adalah masa kekhalifahan.

7. Meninggalnya Sultan Dinasti Utsman

Muhammad Rasyad Pada tanggal 23 Ramadhan tahun 1918 M, telah meninggal dunia Sultan Utsmani Muhammad Rasyad.

Pemerintahan Muhammad Rasyad memiliki keistimewaan berupa berkuasanya Partai Persatuan dan Pembangunan, dan kalahnya Turki dalam Perang Dunia I.

Muhammad Rasyad naik tahta setelah saudaranya, Abdul Majid II, yang dilengserkan karena melawan banyak pemikiran dan rancangan Yahudi Eropa, terlebih kasus pendudukan Yahudi terhadap negara Palestina.

Muhammad Rasyad seorang yang berwawasan terhadap kajian sejarah Islam secara umum dan luas menguasai wawasan kelslaman dan memahami Persia.

Penulis Triaji

Editor:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *