Petani Kotim Budidayakan Tanaman Porang

BORNEO online, Sampit – Tingginya permintaan porang ternyata juga menarik minat petani di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah untuk mengembangkan tanaman umbi-umbian dengan pangsa pasar ekspor tersebut.

“Tahun 2021 diprogramkan bantuan kepada petani. Saat ini sudah lebih dari 100 kelompok tani yang mengajukan permohonan bantuan bibit porang,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Marjuki di Sampit, dikutip dari Antara, Sabtu (13/12/2020).

Saat ini sudah ada petani di kabupaten ini yang membudidayakan tanaman porang. Pangsa pasar jenis umbi-umbian ini dinilai cukup bagus sehingga membuat petani lainnya banyak yang berminat untuk membudidayakan porang.

Porang bernilai ekonomi tinggi karena memiliki peluang besar untuk pasar ekspor. Padahal budidayanya cukup sederhana dan sangat mudah tumbuh.

Tanaman dengan nama latin ‘amorphophallus muelleri blome’ atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian yang banyak tumbuh di dalam hutan. Tanaman ini juga mudah tumbuh, bahkan di lahan-lahan sempit.

Banyak manfaat porang, seperti dibuat tepung, bahan pangan, pengental sirup atau es krim dan lainnya. Hal inilah yang membuat permintaan porang terus meningkat, bahkan petani di sejumlah daerah di Indonesia sudah mampu mengekspor porang.

Marjuki merespons antusias petani Kotawaringin Timur membudidayakan porang. Dia berharap ini akan menjadi komoditas baru yang dapat menambah penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Pria yang juga menjabat Kepala Badan Pengelola Pendapatan Daerah (Bappenda) Kotawaringin Timur ini optimistis komoditas ini akan memberikan hasil menggembirakan bagi petani. Dinas Pertanian akan membantu semaksimal mungkin, termasuk dalam hal pendampingan agar petani bisa sukses membudidayakan porang.

Tanaman porang bisa menjadi alternatif komoditas baru bagi petani, bahkan masyarakat biasa yang ingin memanfaatkan lahan telantar. Komoditas ini diharapkan bisa memicu minat masyarakat untuk memanfaatkan lahan agar menjadi lebih produktif.

“Potensi lahannya ada di setiap kecamatan. Mungkin ratusan sampai ribuan hektar karena tidak memerlukan lahan khusus, bahkan bisa ditanam di sela-sela tanaman lain. Bantuannya berupa hibah misalnya setiap petani dibantu 20 sampai 30 kilogram bibit porang, tergantung kesiapan lahan. Mudah-mudahan sukses,” ucap Marjuki.

Editor: Ghaf

 

Editor: