Musibah Besar, Puasa Ramadan Tapi Tidak Salat

apahabar.com, BANJARMASIN – Sama-sama menjadi rukun Islam, maka kedudukan salat lima waktu dan puasa Ramadan, wajib dilakukan.

Akan tetapi bagaimana ketika seseorang hanya mengutamakan puasa Ramadan, tapi tidak salat lima waktu?

Mantan mufti Mesir, Syekh Dr Ali Jum’ah menjelaskan, puasa tersebut tetap sah.

Akan tetapi kata dia, perbuatan tersebut (meninggalkan salat) tidak bisa diterima.

Perbuatan meninggalkan salat wajib tetap dimintai pertanggungjawaban di Hari Kiamat kelak.

“Puasanya sah, tetapi tidak mendirikan salat wajib berarti telah melakukan dosa besar dan merupakan musibah besar. Ia akan dimintai pertanggungjawaban untuk itu,” jelas dia dilansir dari laman Masrawy dikutip dari republika.co.id.

Syekh Ali Jum’ah juga menyampaikan, setiap perbuatan anak Adam itu memiliki dua sisi, pertama sisi di mana kewajiban ditinggalkan.

Kedua, sisi di mana seorang Muslim akan diberi pahala karena mengerjakan kewajiban tersebut.

“Orang yang tidak salat justru tidak akan diberi pahala karena puasanya. Dan dia tidak mendapat apapun dari puasanya, kecuali lapar dan haus,” kata Syekh Jum’ah menekankan.

Syekh Jum’ah kemudian menganalogikan orang puasa tetapi tidak salat dengan orang yang mencuri sebotol air untuk berwudhu lalu salat.

“Wudhu dan salatnya memang sah, tetapi ia harus mengembalikan nilai atau sesuatu yang mirip dengan apa yang dia curi itu, sambil meminta ampunan kepada Allah SWT. Jika dia tidak melakukannya, maka dia berdosa, salatnya tidak bisa diterima,” katanya.

Selain berwudhu dengan air curian, Syekh Jum’ah juga mengumpamakan dengan salat di tanah hasil rampasan.

“Salatnya tidak akan diberi pahala, dan akan diminta pertanggungjawaban pada Hari Kiamat dan akan diminta di dunia untuk mengembalikan hak yang dimiliki seseorang,” ungkapnya.

Newswire

Editor:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *