apahabar.com, BANJARMASIN – Di hari keduabelas Ramadan, terulang kembali peristiwa kelam yang terjadi di hari pertama Ramadan pada tahun 654 H, yakni terbakarnya masjid Nabawi.
Untuk kedua kalinya masjid mulia yang berlokasi di kota Madinah itu terbakar di hari kedua belas Ramadan pada tahun 886 H.
Kronologinya berawal ketika hujan mengguyur Kota Madinah Al-Munawwarah dengan derasnya.
Lalu muadzinin (kepada para muadzin), Syekh Syamsuddin ibnu Al-Khathib sedang mengumandangkan adzan di dalamnya hingga ada petir yang menyambarnya saat itu juga ia tewas.
Hingga petir yang menyambar Syekh Syamsuddin itu juga membuat gambar bulan sabit jatuh dalam kondisi api menyala dan membelah atap menara.
Kemudian si jago merah pun melalap atap masjid serta membakar dinding, kitab-kitab dan mushaf-mushaf.
Para penduduk pun tidak mampu memadamkan api hingga mengakibatkan beberapa belas orang meninggal dalam musibah kebakaran ini.
Selanjutnya penduduk Madinah mengirim surat kepada Sultan Qaitabai di Mesir, lalu Sultan meresponnya dengan mengirim bantuan berupa bahan makanan, pekerja dan segala macam bahan bangunan yang dibutuhkan.

Tim redaksi hancau.net, terdiri dari beberapa pemuda yang senang berkreatifitas di dalam ruangan. Khususnya di depan komputer mereka masing-masing. Jika di masa dahulu, mereka dianggap nerd. Berbeda hal nya di masa sekarang. Sekarang, hampir semua orang beraktifitas di depan layar gadget mereka. Mulai dari berbelanja, bermain, hingga bekerja. Semua dapat dilakukan di dalam satu wadah digital.